Dari megahnya monumen Buddha terbesar di negeri ini, yaitu Candi Borobudur,
sekira 2 km ke arah timurnya dapat Anda temukan sebuah desa wisata
bernama Wanurejo. Di antara lereng pegunungan Menoreh dan diapit dua
buah sungai (Sungai Progo dan Sungai Sileng), inilah sebuah kawasan
dimana Anda dapat menikmati suasana pedesaan yang memikat. Pastinya desa
wisata ini akan menyempurnakan plesiran Anda di sekitar candi
kebanggaan Indonesia tersebut..
Desa Wanurejo merupakan desa subur
di kawasan Candi Borobudur dan masuk wilayah Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Ada sembilan dusun di Desa
Wanurejo dan semuanya memiliki potensi wisata seni budaya, kerajinan,
dan religi.
Desa Wisata Wanurejo banyak dikunjungi wisatawan
yang ingin melihat langsung rumah-rumah tradisional yang tidak banyak
berubah sejak dahulu. Bangunan tradisional rumah joglo kuno berusia
lebih dari 1 abad begitu menarik untuk diamati. Beberapa memiliki
perbedaan satu dengan yang lain, antara yang dimilik rakyat biasa,
pemangku adat, hingga milik bangsawan. Suasana ini mengingatkan kejayaan
Jawa Dwipa pada masa kerajaan silam.
Desa ini nyatanya memang
memiliki beragam potensi wisata. Sebut saja untuk menikmati alamnya,
mencicipi kuliner khas, membeli dan atau produk kerajinan setempat,
hingga bersentuhan langsung dengan kehidupan para petani yang
bersahaja.
Pastinya desa wisata ini juga mampu menyajikan
atraksi seni tradisional, seperti tempat latihan seni karawitan dari
Sanggar Joyowiyatan di Dusun Tingal. Kesenian tradisional Wanurejo yang
umumnya dikenal, yaitu: tontongklek, tari jathilan, pituturan, tari
dayakan, tari topeng hitam, serta lagu Dhandang Gulo yaitu lagu yang
menceritakan asal-usul Desa Wanurejo.
Desa Wanurejo adalah desa
wisata dengan berbagai potensi ideal yang lengkap, mulai dari artefak
candi, seni dan budaya, bangunan rumah adat, serta alam hijau yang
membentang luas. Perpaduan bentang alam yang indah serta budayanya telah
menjadi alasan kuat bahwa saat Anda berwisata ke Magelang maka bukan
hanya menikmati kemegahan Candi Borobudur, Mendut, dan Pawon saja.
Desa
ini awalnya didirikan oleh Kyai Wanu (Bendhoro Pangeran Haryo), yaitu
anak lelaki Hamengku Buwono II ke-76. Ia juga yang sekaligus mendirikan
Desa Wanurejo. Ia sempat menjadi Adipati Wonorejo yang akhirnya berubah
menjadi Wanurejo.
No comments:
Post a Comment